MWCNU Jatiasih Mengadakan Halal Bihalal Dan Lailatul Ijtima: Lailatul Ijtima Sebagai Sarana Mempersatukan Bangsa

Pada Jumat malam tanggal 16 juni 2023, MWCNU Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi dibawah pimpinan Ust H. Lukman Cecep, S.Kom mengadakan Halal Bihalal dan Lailatul Ijtima dengan penceramah DR. KH. Marsudi Syuhud, MM (Ketua PBNU 2015 – 2020). Acara  bertempat di Masjid Nurul A’la yang masuk dalam wilayah PRNU Jatiluhur dibawah pimpinan Ust. Syahroni Jamhuri. Acara diawali pembacaan istighosah dipimpin Ust. Fudhori. dilanjut pembacaan maulid Nabi Muhammad  dengan iringan tim Hadroh Masjid Nurul ‘Ala dan Pesantren Ar-Ridwan.

Menurut ketua panita (Ust. Jazuli Ahmad) dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa acara ini sangat penting, untuk memperkuat silaturrahim dan kebersamaan. Penting juga meningkatkan toleransi dan kesadaran dalam keberagaman berdasar prinsip islam yang rahmatan lil’alamin. Ketua panitia juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran jamaah beserta para ulama, tokoh masyarakat dan aparatur prmerintah  dan mohon maaf bila ada kekurangan dan kealfaan. Acara sendiri dipimpin oleh Ust. Herman dan Ust Miftah sebagai MC.

KH.  Amar Hasan selaku Ketua DKM Masjid Nurul a’la dalam kata sambutannya menceritakan Saat beliau ke rumah penceramah begitu terkesan dengan cerita Kyai Marsudi Syuhud yang sangat luar biasa dan memandang bahwa beliau bukanlah orang biasa, penceramah kita sudah keliling dunia, ungkapnya. Dan tidaklah mudah mencari penceramah seperti beliau, perlu wasilah. Oleh karenanya mencari penceramah yang berkualitas saja perlu wasilah apalagi ingin bertemu kanjeng Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya tatkala kita ingin selamat di akhirat nanti, beliau mengajak mari ikut NU, karena dengan aqidah ahlussunnah waljamaahnya, insya Allah NU akan membawa kita pada keselamatan dunia dan akhirat.

Acara diselingi mengesahkan dan melantik pengurus MWCNU Jatiasih dalam pergantian antar waktu. yang Surat Keputusannya telah ditetapkan pada tanggal 17 mei 2023.

Acara kemudian beranjak pada acara inti yakni ceramah agama oleh KH Marsudi Syuhud. Kyai mengawali cerita Tahun 1989 ketika itu Kyai pertama kali datang ke Jakarta  langsung diminta jadi pengurus PBNU pada lembaga ekonomi saat GusDur menjadi Ketua umum PBNU. Kemudian 1 periode diminta mengurusi NU Jakarta. Dan menjadi pengurus PBNU sampai dengan tahun 2020.

Lebih lanjut Kyai Marsudi mengupas tentang apa itu Lailatul Ijtima. Menurut beliau ini perlu disampaikan supaya tidak ada salah paham tentang apa makna kumpul di malam hari. Lailatul Ijtima adalah sebuah kekuatan, tidak hanya kekuatan NU tapi juga kekuatan bangsa dan negara.

Budaya kumpul seperti ini tidak ada di negara lain. Mengapa di negara lain seperti Timur Tengah dan Afrika sering kali terjadi konflik dan perang?, karena tidak ada budaya kumpul-kumpul. Budaya kumpul ini meringankan tugas keamanan (kepolisian) dan umumnya negara. NU lah yang membudayakan puluhan bahkan ratusan kumpul dalam setahun. Maka Indonesia harus bangga ada organisasi yang membudayakan kumpul seperti ini, dari kita belum lahir sampai dengan manusia mengalami kematian sudah begitu banyak kita kumpul.

Halal bi halal dan lailatul ijtima adalah untuk mengikat persatuan, karena yang merusak persatuan adalah persaingan, dalam hal ini persaingan yang negatif semisal persaingan politik, persaingan kekuasaan, persaingan bisnis dsb. Sementara persaingan yang dianjurkan agama adalah persaingan dalam kebaikan/Fastabikul khoirot. Oleh karenanya menurut Kyai Syuhud Rosulullah SAW pernah menyampaikan… fa abshiru wa ‘ammiluu ‘alaa ma yashiru..”sampaikanlah berita gembira atau berita yang baik dan penuhi/kerjakan apa yang mereka minta”. Ketika ada orang mencaci seseorang kita jangan ikut-ikutan, begitu juga ketika orang sedang memuji setinggi langit seseorang, calon presidennya misalnya, kita juga jangan ikut mencela hal ini untuk kebaikan bersama.

Maka, jalan yang terbaik untuk menuju persatuan adalah litta’lif wal jam’i wat-taawun ‘alaa asbabil ma’iisyah wa dzubthiha“(memilki program/mengkomposisikan/menjadikan apa ke depan, kemudian menyatukan dan saling membantu untuk kehidupan yang lebih kuat dan mampu mengontrolnya)” Dan ini digunakan untuk kekuatan sebuah negara dan bangsa. Jadi adanya jam’iyah semacam ini adalah ditujukan untuk mengolah program dan saling membantu, dengan demikian persatuan akan tercipta. Demikian pungkas Kyai Marsudi Suhud dalam akhir ceramahnya.

Hadir dalam acara ini Ulama, Kyai dan para tokoh masyarakat diantaranya KH. Amar Hasan (Mustasyar NU Jatiasih dan Ketua DKM Masjid Nurul a’la), KH Mir’an Syamsuri (Syuriah NU Kota Bekasi) KH. Madinah (Ketua PCNU Kota Bekasi), KH. Zainal Abidin, KH. Muhammad Labid, KH. Syahroji, KH Muhsin Toyyib, KH. Ahmad Fauzi (Ketua Forsam), Kyai Jubah Ireng, Kapolsek Jatiasih, Camat Jatiasih, Lurah Jatiluhur, Ketua – Ketua PRNU se-Kecamatan Jatiasih dan tentu saja para pengurus MWCNU Kecamatan Jatiasih.