Deklarasi Kampung Aswaja dan Launching Buku Aswaja

Maulid Nabi SAW dan Perayaan Hari Santri 2022 yang diselenggarakan oleh MWC NU Bekasi Utara telah usai diselenggarakan pada tanggal 22 Oktober 2022

Diawali dengan pembacaan tahlil oleh Ust. H. Syafruddin dari MUI Bekasi Utara, dilanjutkan lantunan kisah maulid Nabi SAW, sambutan Ketua MWC NU Bekasi Utara, Ust. M. Nur Kholiq, S.Pd. sekaligus Deklarasi Kampung Aswaja yang diikuti oleh para hadirin dari unsur Banom NU Kecamatan Bekasi Utara, Muhammadiyah, Tokoh Agama, Camat, Forum Betawi Rempug (FBR), Kantor Urusan Agama (KUA) Bekasi Utara, dll.

Dalam salah satu poin Deklarasi Kampung Aswaja, Ketua MWC NU Bekasi Utara mengajak semua elemen untuk membumikan Ahlus Sunnah wal Jamaah, salah satunya yakni menjaga Islam moderat dan rahmatan lilalamin.

Hadir dalam acara Maulid Nabi SAW dan Perayaan Hari Santri 2022 di Kecamatan Bekasi Utara ialah unsur ulama dan umara, yakni Camat Bekasi Utara Sumpono Brahma, S.STP, KUA Bekasi Utara, Ketua PCNU Kota Bekasi KH. Madinah HL. S.Ag. MM. beserta Sekretarisnya yakni Kyai Lukman Hakim, S.Pd., anggota DPRD Kota Bekasi Arif Rahman Hakim, SH., Ketua MUI Bekasi Utara Prof. KH. Abdul Manaf Jalil Nur, Ph.D., tokoh inspiratif bidang santri entrepreneur H. Sudjatmiko, juga beberapa tokoh politik.

Selain Deklarasi Kampung Aswaja, acara juga berisikan Launching Buku Aswaja Menjawab Fitnah yang disusun oleh Ust. Supriyatno Ikhwanuddin, M.Pd., Ust. M. Bachtiar Efendi, MA., dan ust. Rifal Mahalli SH., diharapkan buku tersebut mampu membentengi kaum nahdhiyyin dan nahdhiyyat dari propaganda kaum yang sering kali menuduh bid’ah dan kafir.

Launching buku diisi oleh tiga (3) pembicara yang menyampaikan materi keaswajaan yaitu :

  1. KH. Jamalullail, “Faktor terjadinya tuduhan bid’ah karena mereka tidak mengetahui makna sunnah sesungguhnya.”
  2. KH. Luthfi Hakim MA, “Kita harus bangga menjadi bagian dari bangsa Indonesia karena disini semua serba ada, berbeda dengan negara lainnya. Semua buah bisa kita nikmati disini, ibadah tanpa susah dan resah, oleh karenanya jangan mudah menuduh pemerintah sebagai thogut, karena mayoritas pejabat juga diisi oleh seorang muslim.”
  3. DR. KH. Ahmad Taufiq, “Orang-orang yang sering menuduh tidak nyunnah sesungguhnya mereka yang baru saja berhijrah. Sedangkan kita adalah orang Anshor, sudah lama memahami sunnah. Jadi sangat tidak layak jika oleh mereka dianggap sebagai pelaku bid’ah.” Beliau juga menambahkan bahwa acara semacam ini harus sering diselenggarakan, karena didalamnya menyampaikan hujjah agar beragama tidak salah.
    “Selama kegiatan berlangsung, kita bersyukur bahwa hujan tidak mengguyur para peserta yang hadir. InsyaAllah ini merupakan tanda bahwa niat para panitia tidak salah.” Imbuh Ketua KUA Bekasi Utara.

-Kang Aidil-